Cedera merupakan salah satu resiko yang mesti diperhitungkan oleh setiap pemain olahraga. Pada olahraga yang menjadikan kaki sebagai bagian penting dalam permainan seperti sepakbola (dan futsal), cedera ankle merupakan salah satu musuh bagi pemain dalam permainan sepakbola, seperti dilansir dalam artikel ini. Bagi saya pribadi, sebagai “penggila” maen bola, (maklum dari kecil sampai sekarang masih sering ikut permainan ini… he he he). Terima Kasih buat siapapun yang sering ngajak saya maen bola. Pengalaman mengikuti kompetisi sepakbola, dari mulai acara 17 Agustusan, Ayam Cup, Domba Cup, hingga Invitasi Futsal Himafi ITB, saya sering menyaksikan pemain mengalami cedera engkel (Tidak ada kompetisi yang skalanya tinggi, baik tingkat kotamadya, tingkat Jabar, apalagi nasional… he he he).
Akhirnya saya mengalami juga yang namanya cedera engkel ini (kaki kanan dan kaki kiri lagi hiks..hiks…hiks). Pertama kali yang kiri, dimana kaki kiri sama sekali tidak bisa ditekukkan ke arah depan dengan sakit yang teramat sangat. Kedua kalinya pada kaki kanan, dimana kaki saya mengalami sakit yang serupa akibat telapak kaki saya “dipaksa” berputar ke arah luar (masih terasa gesekan tulangnya sebanyak 3 kali… trok.. trok… trok :-(( ). Cedera engkel pada kedua kaki saya ini, hanya berselang kurang lebih 15 menit (setelah libur main futsal selama 2 bulan dari cedera yang pertama… hiks … hiks… hiks). Proses pengobatan yang saya lakukan tidak melalui pengobatan modern seperti gips dan terapi lainnya karena sayang uangnya (padahal saya juga tidak tahu harganya berapa… he he he). Mahal nggak ya, ada yang tahu?
Treatment pertama pada cedera engkel adalah diurut, tentu saja ke tukang urut tulang. Posisi tulang (engkel) yang mengalami cedera dibuat kembali seperti semula seperti saat sebelum mengalami cedera. Pada saat diurut biasanya akan mengalami sakit yang amat sangat bahkan melebihi sakit pada saat cedera terjadi… he he he. Umumnya (kata tukang urut nih…), jika posisi tulang telah benar setelah diurut akan mengalami pembengkakan pada daerah cedera, mungkin karena belum lancarnya peredaran darah (benar nggak ya?).
Selanjutnya, treatment yang dilakukan adalah dengan terapi air panas. Terapi dilakukan dengan merendam kaki ke dalam air yang panas sembari dilakukan pemijatan pada otot-otot yang cedera (jangan air yang mendidih, nanti kulitnya molotok… he he he). Kalau airnya masih terasa panas, cukup dengan membalutkan handuk yang telah direndam air panas tersebut. Hal ini dilakukan berulang-ulang, hingga airnya cukup hangat untuk merendam kaki.
Ternyata pengobatan ala kampung seperti ini lumayan juga, harus rutin, dilakukan setiap hari agar dapat terasa manfaatnya. Hasrat hati inginya pergi ke dokter, pakai metode pengobatan modern, biar sakitnya tidak terasa :-). Selain itu, siapkan juga perlengkapan dan obat-obatan seperti balsem (Geliga bagus tuh… ) dan param kocok (Param Kocok PUSAKA). Dan jangan lupa memakai angkle support.
Terkait dengan terapi ini, ada kawan saya, tukang jagal daging sapi, jari tangannya sempat terkena bedog dikala memotong daging hingga menimbulkan luka yang cukup dalam. Mungkin karena dasarnya emang gelo, jarinya yang terluka ini malah direndamin kedalam air yang mendidih. Ah… jadi males makan ngedengernya juga… he he he.
Silahkan, selamat mencoba. Bagi yang mengalami cedera semoga cepat sembuh. 🙂
Leave a comment